SELAMAT DATANG DI WEB PUSKESMAS KEBUN SIKOLOS KOTA PADANG PANJANG

Jln.Anas Karim No 24 Kelurahan Kampung Manggis Padang panjang Barat Kota Padang Panjang

KESEHATAN ANDA ADALAH KEPEDULIAN KAMI

“Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus”

SELAMAT DATANG DI PUSKESMAS KEBUN SIKOLOS

Puskesmas Kebun Sikolos Jalan Anas Karim No 24 Padang Panjang Tel: 0752 82722

SELAMAT DATANG DI PUSKESMAS KEBUN SIKOLOS

Puskesmas Kebun Sikolos Jalan Anas Karim No 24 Padang Panjang Tel: 0752 82722

Jumat, 18 Agustus 2023

Yuk Lindungi Anak Kita dari kanker Serviks


Yuk Lindungi  Anak Kita dari kanker Serviks


Kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker penyebab kematian tertinggi nomor dua dan salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar di Indonesia. Tahun 2021 (data Globocan), terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat.

Penyebabnya beragam, namun sebagian besar disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus atau HPV yaitu sekitar 95%. Walaupun memiliki risiko kematian yang tinggi, kanker serviks dapat dicegah. Salah satunya upaya pencegahan yaitu melalui pemberian imunisasi Human Papillomavirus (HPV).

Pemerintah berkomitmen untuk mencegah morbiditas, mortalitas, dan kecacatan yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Program prioritas ini merupakan upaya promotif preventif atau untuk pencegahan dengan memperkenalkan jenis vaksin baru yang ditambahkan dalam program imunisasi nasional, termasuk vaksin HPV.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu mencanangkan perluasan pemberian imunisasi HPV secara nasional di SDN 8 Tondano, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara pada Rabu, 9 Agustus 2023.

Dirjen Maxi menjelaskan perluasan pencanangan imunisasi HPV merupakan upaya pemerintah untuk menjaga masa depan anak-anak perempuan Indonesia agar selalu sehat, terhindar dari kanker serviks yang merupakan kanker penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia.

“Vaksin HPV ini akan diberikan secara gratis dan sangat penting untuk melindungi anak perempuan dari kanker serviks atau kanker leher rahim. Tingkat kematian akibat kanker ini mencapai 50% karena mereka datang sudah terlambat. Imunisasi merupakan upaya yang paling murah. Kalau sudah kena kanker serviks sudah pasti mahal biayanya. Untuk itu, Kemenkes melakukan perluasan HPV secara nasional,” kata Dirjen Maxi.

“Tolong sampaikan kepada masyarakat terutama yang memiliki anak perempuan usia 11 dan 12 tahun untuk segera memanfaatkan program pemerintah ini,” harap Dirjen Maxi.

Introduksi imunisasi HPV, lanjutnya sebenarnya telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu, mulai dari tahun 2016 di Provinsi DKI Jakarta, hingga pada tahun 2021 sudah ada 20 Kabupaten/Kota yang melaksanakan imunisasi HPV. Tahun 2022 diperluas ke 112 Kabupaten/Kota. Total terdapat 132 Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan introduksi imunisasi HPV. Percepatan imunisasi HPV terus dilakukan dengan melaksanakan perluasan secara nasional di seluruh Kabupaten/Kota di tahun 2023.

Pemberian imunisasi ini bagi anak yang bersekolah dilaksanakan melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS.

Dirjen Maxi menekankan untuk mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks diperlukan capaian imunisasi HPV minimal 90%.

Komitmen pemerintah dalam menyukseskan imunisasi HPV telah diwujudkan dengan terbitnya Surat Keputusan Bersama 4 (empat) Menteri yaitu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Penyelenggaraan Peningkatan Status Kesehatan Peserta Didik dimana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/bentuk lain yang sederajat perlu memastikan status imunisasi setiap peserta didik lengkap, termasuk di dalamnya adalah imunisasi HPV.

Selain itu, peran Pemerintah daerah dan sektor pendidikan sangat penting bagi keberhasilan pelaksanaan imunisasi HPV yang terintegrasi dengan BIAS sebagai salah satu Upaya Kesehatan Sekolah (UKS).

Ketua DPR RI Komisi 9, Felly Estelita Runtuwene menyebut pencanangan perluasan imunisasi HPV secara nasional ini merupakan momentum yang sangat penting dalam memberikan perlindungan sejak dini dari bahaya kanker serviks. Untuk itu, selaras dengan Dirjen Maxi, ia pun mengajak masyarakat untuk dapat memanfaatkan program pemerintah ini dengan sebaik-baiknya.

“Saya mengajak semua yang datang hari ini untuk berkomitmen untuk mencegah kanker serviks dengan ikut berpartisipasi aktif dalan pelaksanaan imunisasi HPV. Juga jangan takut untuk mendapatkan imunisasi HPV, karena ini merupakan bagian dari ikhtiar kita dalam mencegah kanker serviks,” ajaknya.

Menurut Maniza Zaman, pimpinan tertinggi UNICEF Indonesia mengatakan bahwa UNICEF pada prinsipnya sangat mendukung langkah nyata pemerintah Indonesia dalam memperluas cakupan imunisasi HPV guna melindungi anak-anak dari ancaman kanker serviks.

“UNICEF berkomitmen untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam eliminasi kanker serviks pada perempuan tahun 2030. Memberikan akses vaksin HPV secara gratis pada anak perempuan usia sekolah dasar sangat penting untuk upaya ini. Perluasan skala nasional imunisasi HPV di Indonesia menandai langkah signifikan untuk melindungi jutaan anak perempuan dari kanker serviks.”

WHO Indonesia mengapresiasi upaya Indonesia mengintroduksi imunisasi HPV secara nasional, mengingat kanker serviks masih merupakan kanker pada perempuan paling umum keempat di dunia, bahkan kedua di Indonesia. Secara global, sembilan puluh persen kasus terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah seperti Indonesia.

Senin, 03 Juli 2023

JADWAL VAKSIN COVID 19 BULAN JULI

 Akhir tahun 2019, terdapat pneumonia aneh di Wuhan, Tiongkok, muncul penyakit yang menyerupai SARS atau Severe Acute Respiratory Syndrome, yaitu virus yang ditularkan melalui tetesan (droplet) yang menyebar ke udara, ketika penderitanya batuk, bersin, atau berbicara. Virus yang menyerupai SARS ini disebut Covid-19, mereka yang terserang mengalami gejala batuk kering, demam, badan terasa saki, dan tidak enak badan. Gejala lainnya yang muncul, seperti hilangnya rasa dan indra penciuman (anosmia) serta masalah perut (diare). Tetapi Covid-19 berbeda dengan SARS, karena spektrum penyakitnya luas, banyak kasus mengarah pada infeksi ringan, dan banyak orang yang membawa penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala. Inilah mengapa Covid-19 berbeda dengan SARS, karena mortalitasnya rendah (ukuran jumlah kematian pada suatu populasi) tapi lebih sulit untuk dikendalikan.

 

Secara garis besar terdapat tiga kategori penderita Covid-19, yakni Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Namun per tanggal 13 Juli 2020, Kementerian Kesehatan secara resmi mengganti istilah tersebut menjadi kasus suspect, kasus probable, kontak erat, dan kasus konfirmasi. Perubahan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.

 

Terdapat tiga cara mendeteksi infeksi Virus Corona SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab penyakit Covid-19 dan pandemi dunia yaitu, Rapid Test Antibodi, Rapid Test Antigen, dan Test PCR/Swab. Berbeda dengan Rapid Test Antigen dan Test PCR/Swab, Rapid Test Antibodi dinilai kurang akurat dalam mendeteksi keberadaan Virus Covid-19, dikarenakan Rapid Test Antibodi merupakan screening awal pada tubuh terhadap paparan suatu penyakit, yang diartikan apabila hasil yang didapat menyatakan “Reaktif” tidak serta merta dapat diartinya seseorang terpapar Virus Covid-19, mungkin saja kondisi tubuh orang tersebut sedang terinfeksi berbagai jenis virus, dimana virus tersebut belum dapat teridentifikasi. Sedangkan Rapid Tes Antigen merupakan pendeteksi virus spesifik Covid-19, apabila hasil yang didapat pada Rapid Tes Antigen “Positif”, maka 80% Virus Covid-19 sedang aktif di dalam tubuh orang tersebut. Untuk mengkonfirmasi hasil tersebut, biasanya petugas kesehatan mengarahkan orang tersebut untuk melakukan tes konfirmasi akurat yaitu Test PCR/Swab.

 

Dalam upaya pemutusan rantai penyebaran Covid-19, pada 16 Desember 2020, 1,2 juta dosis Vaksin Covid-19 buatan Sinovac tiba di Indonesia. Program vaksinasi dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19. Adapun orang yang diperbolehkan untuk menerima vaksin adalah orang dewasa yang sehat berusia 18 - 59 tahun, menerima penjelasan dan menandatangani surat persetujuan, serta bersedia mengikuti aturan dan jadwal imunisasi (vaksinasi). Namun ada beberapa kondisi yang membuat vaksin Covid-19 tidak dapat diberikan kepada seseorang, seperti yang tertuang dalam Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK. 02.02/4/1/2021 tentang Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19, yaitu, apabila berdasarkan pengukuran tekanan darah didapatkan hasil 140/90 atau lebih. Jika berada dalam satu kondisi sebagai berikut, yaitu pernah terkonfirmasi Covid-19, sedang hamil/menyusui, mengalami gejala ISPA, seperti batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari.Terakhir, ada anggota keluarga yang kontak erat/suspek/terkonfirmasi sedang dalam perawatan karena Covid-19, sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah, penderita penyakit jantung (gagal jantung/coroner), penyakit Autoimun Sistemik (SLE/Lupus, sjogren, vasculitis), penyakit ginjal, penyakit reumatik autoimun atau rhematoid arthritis, penyakit saluran pencernaan kronis, penyakit hiperteroid atau hiperteroid karena autoimun, kanker, kelalainan darah, imunokompromais/defisiensi imun dan penerima produk darah/transfusi. Dan apabila menderita HIV dengan angka CD4 kurang dari 200 atau tidak diketahui.


Selanjutnya sesuai Surat Edaran Nomor HK.02.02/I/368/2021 tanggal 11 Februari 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 pada Kelompok Sasaran Lansia, Komorbid dan Penyintas Covid-19 serta Sasaran Tunda, Komite Penasihat Ahli Imunisasi telah menyampaikan kajian bahwa vaksinasi COVID-19 dapat diberikan pada kelompok usia 60 tahun keatas, komorbid (hipertensi dapat divaksinasi kecuali jika tekanan darahnya di atas 180/110 MmHg, diabetes dapat divaksinasi sepanjang belum ada komplikasi akut, dan     penyintas kanker dapat  diberikan vaksin), penyintas COVID-19 (dapat divaksinasi jika sudah lebih dari 3 bulan) dan Ibu menyusui dengan terlebih dahulu dilakukan anamnesa tambahan.


Presiden Joko Widodo merupakan orang pertama yang menerima vaksin Sinovac di Indonesia. Vaksin tahap pertama dilakukan pada 13 Januari 2021 dan vaksin tahap kedua pada 27 Januari 2021. Setelah Presiden Jokowi, terdapat beberapa kelompok yang menerima vaksin tersebut. Kelompok pertama yaitu pejabat publik pusat dan daerah. Kelompok dua, pengurus asosiasi profesi, tenaga kesehatan, dan pimpinan kunci dari institusi kesehatan di daerah, dan kelompok tiga, yaitu tokoh agama. Terdapat ragam reaksi dari beberapa orang yang telah menerima vaksin, seperti sakit kepala ataupun demam, namun hal tersebut bukan masalah kesehatan yang serius. Di Provinsi Kalimantan Barat sendiri, Pontianak menjadi kota pertama yang menerima Vaksin Covid-19. Rabu, 13 Januari 2021, Pemerintah Kota Pontianak, melalui Dinas Kesehatan Kota setempat telah menerima sebanyak 10.400 dosis vaksin Covid-19. Namun, selain Kota Pontianak, vaksin ini akan didistribusikan ke Kabupaten Kubu Raya dan Mempawah. Untuk tahap pertama, vaksin  akan diberikan kepada tenaga kesehatan dan petugas lapangan.


Pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disesase 2019 (Covid-19), selain Vaksin Sinovac, jenis vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc. and BioNTech merupakan jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia. Vaksin-vaksin tersebut masih dalam tahap pelaksanaan uji klinik tahap ketiga atau telah selesai uji klinik tahap ketiga.


Walaupun vaksinasi sudah mulai dilakukan pada Januari 2021, namun sampai saat ini masih banyak masyarakat yang ragu untuk mengikuti vaksinasi. Beberapa hal disebabkan karena rasa takut atau banyak orang yang mempercayai berita hoak yang membuat enggan mengikuti vaksinasi. Terkait hal tersebut, diharapkan adanya sosialisasi betapa pentingnya Vaksinasi Covid-19 untuk seluruh lapisan masyarakat. Sebagai informasi, pembuatan Vaksin Covid-19 sudah berpedoman pada BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan), CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Vaksin Covid-19 dipastikan aman dan halal.


Pandemi ini tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan, tapi juga memberi dampak besar bagi perekonomian, yaitu menurunnya daya beli masyarakat, adanya ketidakpastian pada dunia usaha yang menyebabkan investasi ikut melemah dan    mengakibatkan terhentinya usaha. Banyak perusahaan yang bangkrut, sehingga karyawan kehilangan pekerjaan dan   hal   tersebut   meningkatkan   jumlah  pengangguran. Selain itu, pandemi COVID-19  juga memberikan dampak nyata di berbagai sektor lainnya yaitu pendidikan, sosial, dan pariwisata.

Selama lebih dari satu tahun, tenaga medis telah berjuang menolong korban yang terpapar Virus Covid-19, telah banyak nyawa yang menghilang disebabkan pandemi ini. Kita tidak akan pernah bisa terlepas dari pandemi jika hanya tenaga medis  yang berjuang, kita juga harus ikut serta dalam membantu tenaga medis dengan mengikuti Vaksinasi Covid-19. Vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk mengurangi penularan Covid-19, mengurangi angka kematian akibat Covid-19. Melalui Vaksinasi Covid-19 diharapkan dapat memutus penyebaran mata rantai Virus Covid-19, selain untuk perlindungan diri, Vaksinasi covid-19 dapat melindungi keluarga dan bangsa Indonesia dari penyebaran Covid-19. Oleh sebab itu, marilah kita dukung program vaksinasi tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta tetap menjaga kesehatan dan disiplin terapkan 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Mari lindungi diri dan keluarga, akhiri pandemi, Ayo Vaksin!


Minggu, 02 Juli 2023

JADWAL POSYANDU BULAN JULI

 

AYO KE POSYANDU

Halo Ayah Bunda,
Ayo rajin datang ke posyandu !!

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi bayi balita, ibu hamil, ibu nifas, dan wanita usia subur. Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama, mencakup;
– kesehatan ibu dan anak;
– keluarga berencana;
– imunisasi;
– gizi
– pencegahan dan penanggulangan diare.





Kamis, 15 Juni 2023

Ayo Imunisasi IPV

 

Ayo Imunisasi IPV




Di dunia, cacar (smallpox) merupakan penyakit satu-satunya yang telah berhasil diberantas. Polio merupakan penyakit kedua yang akan diberantas. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kelumpuhan seumur hidup bahkan kematian.

Masyarakat perlu tahu bahwa tidak semua penyakit dapat diberantas. Polio merupakan salah satu penyakit yang dapat diberantas, karena virus polio hanya hidup dan berkembang biak di tubuh manusia, penyakit polio dapat dicegah dengan imunisasi dan tersedia vaksin polio yang aman dan efektif.

Polio dapat diberantas dengan memastikan seluruh anak mendapatkan imunisasi polio lengkap sebelum anak genap berusia 1 tahun.

Saat ini, imunisasi polio lengkap pada jadwal imunisasi nasional meliputi 4 dosis imunisasi bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV) yang diberikan dalam bentuk tetes dan 1 dosis imunisasi Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) yang diberikan dalam bentuk suntikan.

Untuk mengoptimalkan perlindungan terhadap polio, secara bertahap akan ditambahkan dosis kedua imunisasi IPV atau IPV2 ke dalam jadwal imunisasi rutin. Kombinasi 4 dosis imunisasi polio tetes dan 2 dosis imunisasi polio suntik ini telah direkomendasikan oleh WHO dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).

Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat Kalimantan Barat terutama para ibu untuk segera datang ke fasyankes terdekat bersama buah hatinya agar mendapatkan imunisasi IPV Dosis Kedua langsung oleh petugas kesehatan dan jangan lupa untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar tidak terjadi penularan serta mutasi virus polio pada anak-anak kita.

Rabu, 14 Juni 2023

PUSKESMAS KEBUN SIKOLOS MELAKUAK SURVEI KEPUASAN PELANGGAN

 

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN 




      Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pelayan Kesehatan Masyarakat yang berkunjung dan mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kebun Sikolos bertujuan  Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan PPEI, mengetahui dimensi-dimensi kepuasan pelanggan yang harus ditingkatkan, memberikan acuan bagi pelayanan lebih lanjut dan program pengembangan pelayanan di masa mendatang .

Senin, 10 April 2023

LAPORAN PENGADUAN DAN TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT BULAN JANUARI SD MARET 2023




LAPORAN PENGADUAN DAN TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT 
PERIODE JANUARI SD  MARET 2023



Berdasarakan data di atas terdapat bahwa perkembangan penanganan Pengaduan dengan hasil:

1. Jumlah Surat Dumas yang Diterima Triwulan ini           = 6 Kasus

2. Jumlah Surat Dumas Selesai Triwulan ini                      = 6 Kasus

3. Jumlah Kasus Sampai Dengan Triwulan lalu     = 0 Kasus

            a. Dalam Proses           = 0 Kasus 

            b. Selesai                     = 0 Kasus

4. Jumlah Kasus Sampai Dengan Triwulan ini  = 6 Kasus

a. Dalam Proses           = 0 Kasus

            b. Selesai                    = 6 Kasus

 

PENYELESAIAN DAN TINDAK LANJUT 



Selasa, 17 Januari 2023

UPTD Puskesmas Kebun Sikolos hadirkan inovasi baru dalam melayani masyarakat yang berobat yaitu Totok Punggung (Topung).

Puskesmas Kebun Sikolos Hadirkan Inovasi Layanan Totok Punggung
PADANG PANJANG, KOMINFO — UPTD Puskesmas Kebun Sikolos hadirkan inovasi baru dalam melayani masyarakat yang berobat yaitu Totok Punggung (Topung).
Hal tersebut dikatakan Kepala Puskesmas Kebun Sikolos, Rita Sukrina, S.Tr.Keb kepada Kominfo saat berbincang-bincang terkait topung ini di Puskesmas Kebun Sikolos, Senin (16/1).
Ia menyampaikan inovasi topung ini berawal dari salah seorang pegawai di puskesmas melakukan pengobatan topung dengan dr. Ola Prianti di Solok. Beberapa kali melakukan topung merasakan perkembangan yang bagus pada punggungnya yang sakit. Selanjutnya pihak puskesmas berdiskusi untuk menghadirkan inovasi tersebut dalam pelayanan kesehatan.
“Topung ini sudah teruji medis. Ini bukan mengobati namun mencegah, dengan mengembalikan fungsi organ tubuh. Pasien kita sudah banyak yang merasakan manfaat dari topung ini. Seperti kemarin ada lansia yang mengeluh sakit kaki tidak bisa naik tangga, namun setelah beberapa kali melakukan topung sudah bisa menaiki tangga tanpa kesakitan lagi,” ujar Rita.
Ia juga menyampaikan banyak penyakit yang bisa dicegah dengan melakukan topung ini. Seperti hipertensi, rematik, jantung dan terutama itu stunting. Untuk balita yang bermasalah pada perkembangan otaknya bisa diatasi dengan topung salah satunya.
“Sebagaimana upaya dari pemerintah sekarang untuk menekan angka stunting di Kota Padang Panjang, perkembangan anak tersebut bisa di atasi dengan melakukan topung. Sudah banyak juga kita menerima pasien balita,” tuturnya lagi.
Topung ini bisa melayani semua umur, dari bayi hingga lansia. Di Padang Panjang Puskesmas Kebun Sikolos yang pertama menyediakan layanan topung. Tiga minggu terakhir pasien untuk topung ini sudah melimpah. Dilayani tujuh petugas puskesmas yang sudah mengikuti pelatihan, ini sangat membantu para pasien dalam mengurangi konsumsi obat kimia.


“Pelayanan topung ini akan kita launching beberapa waktu ke depan. Namun sebelum launching ini sudah banyak pasien yang berdatangan. Juga ada pasien yang berobat ke poli lain dan dirujuk untuk topung. Topung ini juga sudah kita promosikan kepada kader posyandu dan pos gizi yang ada di kelurahan untuk melakukan edukasi mengenai topung ini, terutama untuk balita stunting,” ungkapnya lagi.
Ia juga menjelaskan, topung tergantung dari penyakit yang diderita pasien. Sampai hari ini pasien yang melakukan topung ada yang melakukan 5-7 kali hingga merasakan manfaat topung tersebut. Namun juga ada yang baru sekali topung sudah merasakan manfaatnya.
"Untuk masyarakat Padang Panjang yang ingin melakukan topung bisa langsung datang ke Puskesmas Kebun Sikolos dengan melakukan pendaftaran seperti biasa terlebih dahulu," sebutnya.
Karena keterbatasan topuris (tenaga totok punggung), Dokter Ola Prianti menyarankan untuk membuka pelatihan topung lagi. Dibuka tidak hanya untuk tenaga kesehatan tapi juga untuk masyarakat umum. Puskesmas Kebun Sikolos menfasilitasi pelatihan tersebut yang akan diadakan pada 21 dan 28 Januari 2023 mendatang. (shintia)